Self-Esteem Remaja ‘direnggut’ oleh Tayangan “Anak Jalanan” dan “Ganteng Ganteng Serigala”

S

Dua tayangan ini memang hadir bukan untuk edukasi, melainkan untuk bisnis. Sebagai mahasiswa advertising, kami belajar bagaimana peran media di masyarakat. Setiap media memiliki ideologi tersendiri.

Maka dari itu setiap stasiun televisi bila bukan satu grup akan terasa ciri khasnya. Baik… kita gak akan bahas itu.

Melainkan konten yang tertayang di dua stasiun TV yang berbeda, namun konten yang sama sama sangat unfaedah.

Anak Jalanan yang tayang di RCTI dan Ganteng Ganteng Serigala di SCTV, keduanya sama kena ‘sentil’ oleh KPI untuk menghentikan penayangan sementara. Dikarenakan tayang tersebut bermuatan yang melanggar panduan KPI.

sumber: brilio.net

Apa Apa “Boy” dan “GGS”

Kalau ada orang bawa motor gede “wuiiihhhh Boy lewat”. Lah apa hubungan motor gede dengan Boy. Emang boy aja yang punya motor gede?

Ada juga anak remaja yang menginginkan motor gede, saya berkeyakinan salah satu kenapa mereka memilih motor gede, ya salah satunya dari apa yang mereka lihat. Yakni Anak Jalanan.

Selain pakai motor itu bergengsi bagi remaja, juga ingin memikat wanita selayaknya di sinetron Anak Jalanan itu.

Terus ada lagi yang menirukan gaya Ricky Harun kalau mau jadi serigala. Aduh, kamu manusia kan? Gak usah yang aneh ngikutin yang begitu. Biar apa? keren? Gak begitu caranya.

nah kan? sumber: jancok.com

Lalu ada percakapan yang dianut oleh mereka salah satunya ketika Prili bilang “helloooowwww… OMG” saat berekspresi dengan kesombangan, maksudnya “emang lu doang yang bisa, gue juga”.

Ada pun yang biasa dikatakan Tobi alias Ricky Cuaca “sekatekate lu ngomong”(seenaknya lu ngomong) dengan logat gak jantan.

Remaja dengan mudah meniru apa yang diperankan oleh artis dalam tayangan itu. Robert Cialdini penulis buku The Psychology Influence of Persuasion dalam GGF(Gara Gara Facebook) Dewa Eka Prayoga.

Kalau artis atau publik figur itu memiliki otoritas urutan yang pertama, segala yang dikatakan, dilakukan bila penonton menyukai subjeknya, maka akan mudah diadopsi.

Kalau dalam ranah efek yang diakibatkan oleh media massa dalam Pengantar Ilmu Komunikasi, Prof. Deddy Mulyana. Yakni, masuk ke efek Behavior, dimana audience terpengaruh sampai tahap tingkah laku.

Kalau dua sebelumnya ada afektif(rasa) dan kogintif(pikir) yang masih masuk ranah pikiran dan perasaan. Kalau behavior itu udah dijadikan sikap sehari hari.

Dampak Terburuk dari Dua Tayangan Ini

Kalau udah mendapatkan ‘stempel’ berhenti tayang (sementara) dari KPI berarti ada sesuatu yang gak beres dan gak baik. Iya?

Maka dari itu aku mencoba memaparkan 5 dampak terburuk kalau menjadi penikmati dua tayangan itu. Namun syukurnya sekarang udah gak ada.

Hal ini yang bikin Self-Esteem (harga diri) seorang remaja menjadi tergerus, padahal Self-Esteem di kala masih remaja, sangatlah penting, karena itu yang menentukan seseorang kelak di masa depan.

Mengutip Pendapat Rosenberg (1965) dalam Jurnal Psikologi, harga-diri (self-esteem) merupakan suatu evaluasi positif ataupun negatif terhadap diri sendiri (self). Dengan kata lain harga-diri (self-esteem) adalah bagaimana seseorang memandang dirinya sendiri.

Ya kan? Bagaimana remaja mampu menciptakan makna positif untuk dirinya, kalau yang ditonton bukan tuntunan yang baik?

nah kan? sumber: brilio.net

#1. Obesesi terlalu tinggi

Padahal belum saatnya menggunakan kendaraan motor, apalagi motor gede. Lalu terobesesi ingin membentuk geng motor yang sekedar gaya gayaan aja. Atau terobsesi bisa berubah menjadi manusia serigala. Padahal itu gak realistis.

maunya balapan, bukan belajar. sumber:brilio.net

#2. Malas belajar

Yang ditampilkan dari dua tayangan itu bukan semangat belajar di kelas tapi lebih gaya hidup mewah yang lagi lagi gak realistis bagi remaja. Akhirnya remaja terobsesi menjadi demikian.

remaja belom saatnya atau gak pantes punya geng motor. apa lagi sekarang geng motor memiliki persepsi buruk di mata masyarakat. sumber: brilio.net

#3. Menjalani Kehidupan yang Tidak Realistis (kehidupan yang mewah, kaya, glamor)

Kenapa yang ditampilkan kehidupan yang mewah, kaya dan glamor? Karena semuanya sungguh memikat. Ini menjadikan penbendaharaan di benak remaja tentang dirinya kurang lebih seperti ini.

“oh kalau mau keren mesti pake motor gede”, “oh kalau bahagia mesti kaya”, “oh kalau hidup glamor itu asik”, “oh kalau biar makin keren pake gadget mahal dan bermerek (Iphone)”.

Alhasil mereka yang kehidupannya gak sesuai realitas berupaya ingin seperti itu atau bahkan bergaya layaknya artis di sinetron.

#4. Kehilangan Percaya Diri

Melihat artis cantik dan ganteng membuat remaja memiliki makna, kalau seharusnya seperti mereka. Baru dicintai kalau cantik dan ganteng.

Akhirnya mereka gak menerima diri mereka seutuhnya, sepenuhnya. Karena membandingkan diri dengan artis sinetron yang disukainya.

Inilah yang ku maksud, selain kepercayaan diri mereka tergerus, self-esteem mereka pun terombang-ambing. “sebenernya aku ini siapa sih? Kok apa apa minder”.

Karena di dalam dirinya ada syarat yang timbul. “oke, kalau pede mesti ganteng/cantik atau mesti kaya atau mesti punya gadget keren baru bahagia dan pede”.

Ini emang yang gak terlihat oleh kita, tapi kegalauan mereka itu mengacu ke bagaimana artis merespon kegalauannya. Iya?

Curhat gak jelas di sosmed, dengan harapan bisa dikomentari oleh orang yang disayangi. Halah. Ngimpi!

ada benernya juga yak? sumber: memekocak.my.id

#5. Tertanam Nilai-Nilai Negatif

Apa apa ditanggepi dengan emosi, berantem, lalu terlalu ekspresif, terus apa apa diajak balapan. Ketika remaja sering melihat ini.

Ketika ia memiliki emosi yang sama persis dirasakan oleh artis. Maka ia akan mengacu bagaimana publik figur berperan. Mememilukan.

Sedikit Dampak Baik

#1. Menjalin Pertemanan yang Solid

Emang sih yang ditampilkan itu ada pertemenan yang solid, apa apa dibantu temen dan saling membantu temen. tapi tetep aja aku berasumsi kalau terlalu sering bersama teman, jadi kita kurang mandiri. Hehe.

4 Langkah Mudah Terhindar dari Tayangan Unfaedah

#1. Inspiratif

Terus terang aja Hitam Putih, Mata Najwa, Kick Andy, Big Circle dan masih banyak lagi. Aku rasa tayangan ini memberikan inspirasi.

Memberikan obsesi diri untuk meraih mimpi yang kita udah canangkan. Banyak di antara tayangan itu menghadirkan sosok yang menginspirif atau memang kontennya penuh inspirasi seperti IM Possible.

#2. Gak Receh

Ya, kalau mau cari yang menghibur minimal jangan receh. Toh tayangan talkshow begitu pun ada guyonnya, apalagi Kick Andy. Pembawaannya yang khas, kadang kita sendiri gak sadar ikut ketawa.

#3. Penuh Optimisme

Tayangan Hitam Putih dan IM Possible itu penuh optimisme. Karena dari narasumbernya itu emang tokoh yang patut ditiru dari segi opimitisme-nya.

Hitam Putih dibawakan oleh Deddy Corbuzer yang sekarang mengubah dirinya dari pesulap menjadi Content Creator yang memotivasi.

Lalu, ada Merry Riana dalam IM Possible. Miss Merry sendiri adalah tokoh wanita yang berhasil meraih $1.000.000 pertamanya.

#4. Kredibel

Dari acara yang ku sebutkan mereka memiliki krediblitas dalam menyampaikan konten dalam tayangan tersebut.

Deddy Corbuzier, Merry Riana, Andy F. Noya, dan Najwa Shihab. Mereka semua memiliki kapasitas dan kapabilitas yang mampu menciptakan makna self-esteem bagi remaja lebih positif.

Memandang diri-nya jadi lebih kaya akan referensi positif, dibanding tayangan yang unfaedah seperti dua sinetron yang dibahas ini.

YouTube adalah Masa Depan

Apa lagi sekarang Pak Jokowi selaku Presiden RI pun bikin vlog. Di youtube sendiri memang lebih liar dan ganas dari media massa. Walau ada kendali dari YouTube itu sendiri.

Namun konsekuensi yang di dapat yakni banyak tayangan positif dan tak positif. Dan mantapnya di YouTube itu semua kendali ada di kamu.

youtube bakalan jadi media yang disukai warga net Indonesia. Sumber: databoks.katadata.co.id

Riset dari We Are Social dan Hootsuite menyatakan kalau pengguna YouTube mencapai 49% di tahun 2017. Pada tahun tersebut YouTube diakses mencapai 100 Juta (sumber: databoks.katadata.co.id)

Sekarang kamu adalah penerus bangsa. Mau gunakan teknologi ini dengan bijak untuk meningkatkan keahlian dan prestasi. Atau sekedar cari hiburan belaka. []

Tulisan diikutsertakan dalam Kompetisi Tontonan atau Tuntunan dari C2Live.

Alhamadulillah Tulisan dapet juara 2

About the author

Dwi Andika Pratama

Founder ImpactfulWriting.com | Professional Impactful Writer | Mentor at CertifiedImpactfulWriter.com

Add comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Penulis Blog Ini

Dwi Andika Pratama sapaan akrabnya Kadika. blogger sejak 2012. Menjuarai lebih dari 10x Kompetisi Blog. Penikmat Buku Pengembangan Diri dan Marketing. selengkapnya…

Paling Dicari

Kategori

Part of BloggerHub.id