Kualitas vs Kuantitas

K

Menulis konten yang berkualitas dan memiliki kuantitas adalah pilihan. Nggak banyak di antara kita terkadang membuat konten ala kadarnya.

Mengejar ‘setoran’ alias trafik agar banyak orang yang berkunjung dan banyak yang mengklik iklan.

Padahal konten yang berkualitas dan berkuantitas itu jauh lebih baik. Organik dan natural jauh lebih powerful untuk mendatangkan trafik.

Selain disukai mesin pencari seperti google dan disukai oleh pembaca karena apa yang mereka butuhkan ada.

Berbicara kualitas nggak melulu kuantitas, bahkan ada blogger yang mengutarakan bahwa pentingnya menulis konten yang berkualitas.

Namun apakah kualitas dan kuantitas itu saling bertentangan? Atau saling mendukung? Bagaimana bagi pemula untuk bisa menghasilan konten yang berkualitas? Berkualitas dulu atau kuantitas dulu?

Mungkin beberapa pertanyaan tersebut pernah terbesit di benak Anda. Mudah mudahan blog post kali mampu menjawab pertanyaan pertanyaan tersebut.

 

Mulai Saja

Mungkin bagi pemula menulis konten yang berkualitas adalah sebuah tantangan yang harus dihadapi.

Ketahuilah dengan seiring berjalannya waktu, menulis itu menjadi hal yang mudah dan menjadi konsumsi sehari hari.

Kualitas dan Kuantitas tidak pernah dipisahkan. Konten yang sempurna, adalah yang bisa memenuhi kebutuhan para pembaca.

Disatu sisi disajikan secara lugas, mudah dipahami, kaya referensi dan apa yang disampaikan mendalam. Lalu, bagaimana menulis sebanyak dan sekeren itu?

Ya, mulai saat ini berhentilah untuk mencari bagaimana caranya. Karena untuk bisa menciptakan konten yang berkualitas berawal dari banyaknya Anda berlatih menulis.

 

Kualitas dulu atau Kuantitas dulu?

Kita sepakat bahwa menulis bukanlah bakat ada sejak lahir. Setuju ya Sobat?

Karena menulis itu sebuah kegiatan yang diulang ulang hingga menjadi kebiasaan yang akhirnya menjadi bagian dari diri kita.

Baca juga: Bagaimana Kebiasaan Menulis bisa Terbentuk

Hal ini beberapa sering diperdebatkan oleh mereka yang masih memulai menulis. Padahal hasil menulis itu sendiri bersifat subjektif. Di mata orang lain baik, belum tentu orang lain-nya lagi baik.

Kita harus tetap bisa menerima masukan apa yang disampaikan oleh pembaca. Walau bagaimanapun mereka pembaca setia tulisan kita.

Saya meyakini bahwa kuantitas lah yang terlebih dahulu, karena saya berawal dari yang nggak terbiasa menulis.

Hingga akhirnya sekarang bisa menulis walau pun belum mahir. Karena Saya terus ingin membagikan manfaat kepada banyak orang melalui tulisan.

Setelah Saya bertemu dengan Brili Agung , Mentor Menulis dari Inspirator Academy. Ternyata apa yang dia sampaikan sejalan apa yang selama ini Saya pikirkan.

Yakni semakin banyak kita menulis (kuantitas), maka tulisan kita akan terlihat kualitasnya.

Saya sepakat, karena syarat mutlak untuk bisa menghasilkan tulisan yang berkualitas adalah banyak menulis, banyak berlatih, banyak membaca tulisan orang lain, agar kita bisa membandingkan kualitas kita.

Jangan ragu dan gengsi untuk belajar kepada orang lain. Kalau Steve Job mengatakan “Stay Foolish, Stay Hungry” tetaplah bodoh, tetaplah lapar.

Sekarang sederhananya, bagaimana kita bisa tahu tulisan kita berkualitas kalau nggak ada perbandingan dengan tulisan sebelumnya? Setuju ya Sobat?

Tulisan yang terus kita ciptakan. Menjadi alat pembanding tulisan kita ke depannya.

Karena manusia itu makhluk pembelajar yang baik. Mampu merespon dengan akalnya.

Lalu, bagaimana kita bisa menulis konten yang berkualitas kalau kita sendiri belum tahu seperti apa kriteria konten yang berkualitas tersebut? Setuju lagi ya Sobat?

Bila sepakat dengan pernyataan bahwa kuantitas akan menciptakan kualitas.

Segera putuskan untuk menulis sekarang juga. Karena kualitas tercipta dari banyaknya berlatih menulis.

 

Bagaimana untuk Pemula?

Sangat sederhana, persoalan penulis pemula ada di bahan yang akan diolah.

Peluru untuk menulis, tidak lain dan tidak bukan adalah dengan membaca sebanyak banyaknya. Mulai dari buku, blog, pesan broadcast yang bermanfaat, dsb.

Nggak ada kenikmatan yang dirasakan oleh penulis buku mau pun blogger ketika kontennya membantu banyak orang. Ini serius lho.

Ketika Saya menulis buku #BukanSekedarGaul itu di antara mereka merasa terbantu.

Karena dengan kehadiran buku tersebut semangat membacanya meningkatkan kerena memang Saya mendesign buku tersebut untuk dibaca cepat.

Kesimpulan dari tulisan ini. Kuantitas akan menciptakan Kualitas. Dari banyaknya yang kita tulis.

Kita akan tahu tulisan yang berkualitas itu seperti apa. Dan tulisan yang berkualitas bisa kita dapatkan dari banyak latihan menulis.

So, perbanyak bahan bacaan Anda, tulislah sebanyak banyaknya, temukan ciri khas tulisan Anda, lalu terus kembangkan, agar menjadi Karya Terbaik Anda. []

About the author

Dwi Andika Pratama

Founder ImpactfulWriting.com | Professional Impactful Writer | Mentor at CertifiedImpactfulWriter.com

1 comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Penulis Blog Ini

Dwi Andika Pratama sapaan akrabnya Kadika. blogger sejak 2012. Menjuarai lebih dari 10x Kompetisi Blog. Penikmat Buku Pengembangan Diri dan Marketing. selengkapnya…

Paling Dicari

Kategori

Part of BloggerHub.id