Google vs Instagram?

Bukan, bukan mengadu antara mana yang lebih baik, mana yang lebih kuat. Di tulisan ini aku ingin berbagi pengamatanku mengenai Google dan Instagram.

Atau kalau mau lebih luas lagi cakupannya, mesin pencarian dengan media sosial. Kenapa keduanya begitu berbeda, tapi memiliki karakteristik yang berbeda.

Mungkin kamu penasaran dengan pengetahuan ini? Mari kita baca sampai tuntas.

Siap, ya?

 

Atensi Kita Terbatas

“atensi (perhatian) kita terbatas, jangan habiskan semuanya di media sosial. Karena ada prioritas yang membutuhkan atensi kita” Arvan Pradiansyah

Sering kali aku merasa kelelahan tanpa makna, tanpa hasil, setelah kusadari, aku terlalu menghabiskan banyak waktu untuk scrolling dengan dalih riset konten. Haduhhh.

Kalau bahasa Roy Baumeister “willpower”, untuk lebih mudah memahaminya willpower ini boleh diartikan daya juang kita, ‘baterai’-nya kita.

Makanya jangan habiskan dengan sesuatu yang gratis (scrolling medsos), padahal masalah dan prioritas hidup kita masih banyak yang perlu dikerjakan dan dilakukan.

Begitu kata Mas Arvan dalam kesempatan live di Instagram. Jadi, jangan hanya karena media sosial itu gratis, kita menikmatinya sampai lupa waktu. Penting kita batasi.

Nah, yang lebih mengerikan lagi konten-konten yang diunggah ke Instagram dikaitkan dengan personal, ini yang makin menguras energi. Karena mengukur diri dari jumlah like, komen, dan share.

Padahal, diri kita nggak bisa dinilai dengan matrix penilaian itu. Ada pun kepentingan marketing, itu baru diperlukan, sah-sah saja mengukur like, komen, dan share.

Inilah kenapa aku jarang banget berbagi personal daily di Instagram, paling sekadar berbagi inspirasi atau update buku. Karena memang minatku nggak jauh dari buku. Hehe.

Lanjut, ya?

 

Dicari dan Mencari?

Kudapatkan pemahaman ini ketika nggak sengaja melihat iklan Google Indonesia di Instagram,

“lho, sekelas Google aja ngiklan, berarti memang butuh dikasih ke publik soal event ini, kalau masuk Google belum tentu mencari event itu”.

Saat itu Google mengiklankan event, aku lupa apa eventnya. Tapi yang jelas dia mempromosikan event tersebut.

Akhirnya aku menyimpulkan…

Konten Instagram itu mencari pembacanya, konten Google dicari pembacanya. Makanya kalau konten Instagram berkaitan dengan ego, minat, dan psikologis.

Kalau konten Google berkaitan dengan apa yang dipikirkan orang, karena beda menyerjemahkan ke dalam kata-kata, munculnya juga berbeda.

 

Pikiran dan Perasaan

Kalau dibedah lagi, konten Google itu soal cara berpikir seseorang, ia mencari konten dengan apa yang ada di benaknya.

Kalau konten Instagram mana ada kita mencari, yang ada kita disuguhkan oleh Instagram. Misalnya di berandaku, “karena Anda menyukai @ngajigusbaha”.

Karena aku suka nonton video kajian Gus Baha di Instagram, di beranda jadi muncul rekomendasi itu. hehe.

Jadi, konten Google itu yang disasar pikirannya, konten Instagram itu yang disasar perasaannya.

 

Keterampilan yang Berbeda

Makanya riset kata kunci dengan riset minat, keduanya adalah keterampilan yang berbeda. Sama-sama pusing. Haha.

Makanya, nggak semua penulis konten atau blogger, konten di Instagramnya high engagement, juga sebaliknya. Belum tentu content creator mampu menulis yang berdampak.

Masing-masing punya kelebihan dan kekurangan, kalau bisa keduanya, itu hebat sekali.

Karena untuk membuat konten yang berkualitas di dua media berbeda, sungguh membutuhkan willpower yang besar.

Jadi, fokuslah di media yang memberikanmu pengaruh, entah itu kamu lebih dipercaya, juga mendatangkan rupiah. Hehe. Karena boleh jadi itu jalan rezeki untukmu.

Media lain hanya untuk pendukung. Karena aku lebih sering dapetin pemasukan dari blog ini. Dibanding mendapatkan endorse di Instagram.

Berbeda kalau Impactful Writing, lebih banyak dapetin pembeli di Instagram dibanding di websitenya sendiri.

Jadi, gimana? Kamu fokus di media mana? 🙂

About the author

Dwi Andika Pratama

Founder ImpactfulWriting.com | Professional Impactful Writer | Mentor at CertifiedImpactfulWriter.com

Add comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Penulis Blog Ini

Dwi Andika Pratama sapaan akrabnya Kadika. blogger sejak 2012. Menjuarai lebih dari 10x Kompetisi Blog. Penikmat Buku Pengembangan Diri dan Marketing. selengkapnya…

Paling Dicari

Kategori

Part of BloggerHub.id