30 Hari Jadi Manfaat: Menuju Menjadi Manusia Unggul

3

“Kita adalah apa yang kita lakukan berulang kali. Maka, keunggulan bukanlah sebuah tindakan, melainkan sebuah kebiasaan.” – Aristoteles

Pernah mendengar atau membaca kalimat, “awalnya kita membentuk kebiasaan, selanjutnya kebiasaanlah yang membentuk kita.”?

Kuyakin kamu pernah mendengar atau membaca kalimat itu, dan ini adalah kunci untuk menjadi manusia unggul.

“Wah, gimana tuh maksudnya, Kadika?”

Teruslah membaca karena sebentar lagi kamu akan tahu apa yang dimaksud manusia unggul.

 

Photo by Dino Reichmuth on Unsplash.com

Perjalanan Menjadi Manusia Unggul

“Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi orang lain” – Nabi Muhammad saw.

Apa yang kamu rasakan ketika bisa membantu orang lain?

Ada perasaan senang yang nggak bisa didapatkan dari apa pun, bukan?

Rasa inilah yang membuat kita terus ‘hidup’, terus ingin berkontribusi untuk banyak orang.

Tapi taukah kamu untuk menjadi manusia unggul kamu hanya perlu menulis. Ya, menulis.

“ah, Kadika jangan mentang-mentang buka kelas menulis menyarankannya menulis.”

Seriusan, deh! Nggak ada sangkut pautnya dengan itu. Nanti juga kamu akan mengetahui ketika membaca tulisan ini sampai tuntas.

Kamu pernah mendengar atau membaca tentang Filosofi Stoik?

Ya, kalau sudah baca bukunya om Piring—begitu sapaan akrabnya—sudah nggak asing dengan Filosofi Teras.

Bagaimana kalau dengan Filosofi Arete?

“Apaan lagi tuh, Kadika?”

Filosofi Arete ini lanjutan dari buku Filosofi Teras-nya Om Piring. Filosofi Arete ini dibahas di buku barunya om Piring, yakni The Compass.

Arete, yang memiliki arti keunggulan atau keutamaan.

Ini relate sekali dengan apa yang kita ketahui dan pelajari dalam blog post kali ini.

Sebelum lanjut, kamu bisa jawab pertanyaan ini:

Apa keunggulan dari sebuah pisau?

“Tajam, Kadika!”

Yes, tajam.

Kalau pisau nggak lagi tajam, ya, tidak akan digunakan lagi atau lebih tepatnya tidak berperan sebagai pisau lagi.

Begitu pun manusia, meski di dalam buku The Compass om Piring memberikan penjelasan 4 keunggulan dari manusia, yakni kebijaksaan praktis, keberanian, keugaharian, dan keadilan.

Kadika ingin memberikan interpretasi lain terhadap apa arete-nya (keunggulan) seorang manusia.

Ya, Kadika ingat apa yang dikatakan Nabi Muhammad saw. “sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat bagi sesama.”

Sekarang bayangkan, kalau manusia nggak bisa memberi manfaat, apa yang dia bisa lakukan?

(Kamu juga pasti tahu jawabannya. ?)

Kehidupan sosial yang kita jalani saling terhubung dengan manfaat dari beberapa peran yang ada.

Misal, kita ingin pergi kerja atau kuliah menggunakan transportasi publik.

Kita mendapat manfaat dari naik ojol—ojek online, terus kita juga mendapat manfaat dari naik KRL atau Trans,

…sampai kantor atau kampus, ruangannya asri dan nyaman, itu juga manfaat dari helper yang sudah membantu membersihkan ruangan jadi lebih bersih dan nyaman.

Begitu pun juga kita, kita memberi manfaat sesuai peran dan kompetensi, kalau kata guru Kadika, Pak Prasetya M. Brata dalam pelatihan Leadership Inside-out, “kita hidup di dunia hanya dua tujuannya: to lead and to serve other.”

Artinya kita hidup untuk memimpin diri sendiri sebagai khalifah di bumi-Nya. Dan untuk melayani sesama hamba-Nya.

Tentu saja bukan sekadar melayani, tapi selaras dengan kompetensi yang kita miliki.

Kalau kamu seorang designer, ya, kamu menebar manfaat lewat hasil desain yang kamu kerjakan.

Kalau kamu penulis, kamu menebar manfaat melalui tulisan yang kamu buat.

Jadi flashback ke tahun 2014, tahun awal-awal suka membaca dan menulis. Eh, bentar, nggak kerasa banget, ya, sudah sepuluh tahun. Wkwk.

Oke, fokus.

Saat itu sedang menunggu pengumuman SNMPTN, Kadika memanfaatkan waktu luang di sekolah untuk menulis catatan di blog selama 30 hari.

(Baca arsip tulisannya di sini)

Selain menulis itu menyenangkan—proses menuangkan gagasan ke dalam tulisan dengan mengetik 10 jari.

Juga mendapatkan feedback dari pembaca yang merasa terbantu adalah kebahagiaan tersendiri.

Jadi, apa yang Kadika lakukan, ya, memaksimalkan waktu 30 Hari Jadi Manfaat.

Lewat 30 Hari Jadi Manfaat ini terasa hingga sekarang.

“apa itu Kadika?”

Ya, jadi punya kebiasaan menulis.

Karena bercerita selama 30 hari itu bikin Kadika jadi luwes untuk menulis apa pun yang ada di kepala Kadika.

Kalau kamu saat ini sudah banyak melewati pengalaman hidup, banyak baca buku, prestasi yang kamu raih, pembelajaran dari pahitnya hidup, atau kecewanya kita pada harapan sendiri.

Mungkin sekarang saatnya…

 

Photo by 2H Media on Unsplash.com

#MeneruskanManfaat adalah Cara Menjadi Pribadi Unggul

Karena momen memaksimalkan waktu 30 Hari Jadi Manfaat (tulisan), adalah momen yang tak terlupakan.

Maka, untuk menjadi bermanfaat dan berdampak nggak perlu menunggu:

  • Hebat
  • Segudang prestasi
  • Banyak baca buku
  • Jadi pejabat
  • Lulus kuliah
  • Dapat gelar S3
  • Menjadi anggota DPR
  • Atau bahkan kaya raya

Kadika meyakini setiap orang memiliki pengalaman yang hidup yang unik dan layak dijadikan pembelajaran bagi siapa saja yang membutuhkan.

Lewat pembelajaran atau makna hidup yang kita bagikan lewat tulisan, ada orang yang terbantu dengan sudut pandang yang kita curahkan dalam tulisan.

Karena menurut Kadika, menulis adalah satu-satunya cara termurah dan termudah untuk #MeneruskanManfaat.

Apa manfaat yang kita rasakan saat ini adalah manfaat yang kita serap dari orang lain. Iya?

Maka sudah saatnya #MeneruskanManfaat, dan ini adalah cara untuk menjadi manusia unggul.

Ya, menjadi sebaik-baiknya manusia.

Apa pun profesimu, latar belakangmu, berbagilah manfaat lewat tulisan.

“Tapi, Kadika, aku nggak punya basic menulis.”

Jangan katakan itu pada diri sendiri.

Selama kamu masih bisa memikirkan apa yang hendak kamu katakan, lakukan, atau apa pun tentang diri sendiri, kamu punya potensi menulis.

“Kenapa begitu, Kadika?”

Ya, karena menulis adalah berpikir, selama kita masih bisa berpikir, kita bisa menulis.

“Terus, bagaimana caranya, Kadika?”

Ya, seperti yang Kadika lakukan di awal-awal menulis, yakni menulislah seperti sedang berbicara, seperti sedang bercerita.

Gunakan kata yang biasa kita dengar sehari-hari, jangan gunakan kata yang kita sendiri asing mendengarnya,

…itu yang bikin kita jadi stuck atau umumnya mereka menyebut writer’s block. Karena pikiran jadi nggak familier dengan apa yang akan kita tulis.

Karena hingga hari ini Kadika terus menulis untuk #MeneruskanManfaat, Kadika seneng banget bisa mendapatkan feedback dari pembaca yang merasa terbantu lewat tulisan yang Kadika buat.

Feedback dari pembaca

Jangan terkejut dengan benefitnya, ketika kamu memutuskan untuk komitmen #MeneruskanManfaat dari apa pun yang kamu tahu, alami, pikirkan, rasakan, dan selama kamu merasa itu bisa jadi manfaat untuk orang lain.

“wah, apa itu Kadika?”

Teruslah membaca, dan kamu akan merasa excited untuk menjadi manusia unggul ketika mengetahui ini.

 

3 Benefit Ketika #MeneruskanManfaat

Ketika kamu menulis apa pun yang ingin kamu sampaikan secara konsisten, 30 Hari Jadi Manfaat itu.

Pertama, kamu sedang membangun skill penting dan berharga.

Ketika kamu #MeneruskanManfaat secara rutin, secara nggak langsung kamu sedang membangun kebiasaan menulis.

Kamu ingat di awal? Bahwa keunggulan berawal dari kebiasaan. Bisa menulis nggak mesti jadi penulis, kok.

Ketika kamu bisa menulis, kamu sedang menguasai satu skill penting di digital.

Karena skill menulis ini jadi alat untuk mengomunikasikan pikiran kamu, bakat kamu, dan pencapain kamu.

Tentu saja lewat menulis, kredibilitasmu meningkat, kalau kamu berbagi tentang keuangan, maka kamu memiliki kredibilitas tentang dunia keuangan.

Kalau bahasa popularnya adalah personal branding.

Juga kamu akan menemukan siapa dirimu sebenarnya.

Kedua, kamu sedang menggali lebih dalam siapa dirimu sebenarnya.

Sebab kata kang Maman, “menulis adalah membaca yang diulang-ulang” secara tidak langsung kita sedang ‘membaca’ kehidupan kita sendiri.

Kita sedang menguliti kepribadian kita, apa kesukaan kita, apa yang benar-benar kita inginkan, perlahan akan terungkap ketika kita sering menulis.

Ketiga, kamu berpotensi memiliki pembaca setia dan terikat secara emosional.

Selain itu, tentu saja kamu akan memiliki pembaca setia. Karena tulisan-tulisan yang bermanfaat akan melekat di sanubari pembaca.

Ini juga potensi bagus untuk kamu lanjutkan, yang artinya bisa menambah pemasukan keuanganmu.

Agar rezeki yang kita terima berkah, dan melimpah ruah, maka jangan lupa bersedekah dan Zakat. Karena itu yang membuat harta kita bersih.

 

31 Tahun Dompet Dhuafa Melayani Masyarakat
31 Tahun Dompet Dhuafa Melayani Masyarakat. Sumber: Banner DompetDhuafa.org

31 Tahun Dompet Dhuafa Melayani Masyarakat

Seperti yang kita tahu, Palestina saat ini sedang mengalami genosida oleh Israel.

Ketika ingin berdonasi, Kadika sulit menemukan lembaga yang bisa dipercaya, meski ada banyak, setelah survei kembali lagi ke Dompet Dhuafa.

“Wah, Kadika riya’ nih!”

InsyaaAllah nggak, Kadika niatnya syiar, membantu Dompet Dhuafa jadi lebih dipercaya oleh masyarakat.

Kalau kata Mas Ippho Santosa, salah seorang yang mengenalkan Dompet Dhuafa pada Kadika,

“sedekah terang-terangan itu boleh. Sedekah diam-diam juga boleh. Yang nggak boleh diam-diam nggak sedekah.” Hehehe…

Layanan dan program yang Dompet Dhuafa untuk Masyarat itu banyak banget, tapi Kadika rangkum jadi ringkas.

Seperti yang tertera dalam website, ada 5 ya: Donasi, Zakat, Sedekah, Wakaf, dan Kurban.

5 Layanan Inti Dompet Dhuafa
5 Layanan Inti Dompet Dhuafa, screenshot by me.

 

Untuk programnya juga ada 6 kategori: pendidikan, kemanusiaan, kesehatan, ekonomi, sosial dakwah, lingkungan.

Tinggal kamu lebih ingin berkontribusi di bidang apa, nih?

Kategori program dompet dhuafa
Kategori program Dompet Dhuafa. Screenshot by me.

 

Jujur, selain donasi, ada layanan yang Kadika juga suka, yakni Wakaf.

Dan inilah…

 

Value Dompet Dhuafa yang Selaras denganku

Kenal Dompet Dhuafa sejak 2014, dan insyaaAllah hingga hari ini terus percaya sama Dompet Dhuafa.

Karena Ayah Kadika sudah meninggal, Kadika ingin menghadiahi ayah Kadika di alam sana sebuah amal baik.

Seperti yang dikampanyekan Dompet Dhuafa, Wakaf atas nama orangtua, meski sudah meninggal tapi insyaaAllah pahalanya akan sampai.

Kamu tahu apa yang aku suka dari Dompet Dhuafa?

Ya, transparan.

Inilah yang Dompet Dhuafa janjikan juga, yakni kredibel alias bisa dipercaya.

“Apa buktinya Kadika?”

Ya, update progres dari Wakaf yang kita ikuti.

Laporan Wakaf.
Selain itu, reportnya cukup update udah sejauh mana wakaf yang kita ikuti.

 

Juga, Kadika masih suka mendapatkan email laporan Ziswafku (Zakat, Infaq, Shodaqah, dan Wakaf) bahkan terbaru 9 Juli 2024.

Report Ziswafku
Report Ziswafku. Screenshot by me.

 

Merasa terbantu banget dengan layanan Wakafnya Dompet Dhuafa, bisa berbakti kepada orangtua lewat Wakaf, yang insyaaAllah jadi ladang pahala untuk orangtua.

Mudah-mudahan kebaikan ini membuat almarhum ayah bisa tersenyum di alam kubur. Aamiin.

Terima kasih sudah membaca sampai akhir. Semoga kita senantiasa dalam lindungan Allah swt. Aamiin. []

Tulisan ini diikutsertakan dalam Lomba Blog 31 Tahun Dompet Dhuafa Melayani Masyarakat

Lomba Blog 31 Tahun Dompet Dhuafa Melayani Masyarakat
Lomba Blog 31 Tahun Dompet Dhuafa Melayani Masyarakat

About the author

Dwi Andika Pratama

Founder ImpactfulWriting.com | Professional Impactful Writer | Mentor at CertifiedImpactfulWriter.com

2 comments

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

Penulis Blog Ini

Dwi Andika Pratama sapaan akrabnya Kadika. blogger sejak 2012. Menjuarai lebih dari 10x Kompetisi Blog. Penikmat Buku Pengembangan Diri dan Marketing. selengkapnya…

Paling Dicari

Kategori

Part of BloggerHub.id

I’M Certified Impactful Writer

I'M Certified Impactful Writer Certified Impactful Writer

Eksplorasi konten lain dari Dwi Andika Pratama

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca