3 Tanda Perempuan Sudah Dewasa dalam Hubungan Istimewa

Selama setahun terakhir ini aku kembali menjalin hubungan dengan seseorang, dan insyaaAllah akan melanjutkan ke jenjang yang lebih serius. Doain, ya? Hihi…

Aku melihat 3 tanda ini ada pada diri Kyla, ya, dia sudah cukup dewasa ketika menghadapi persoalan dan tidak seperti perempuan pada umumnya yang biasa dilihat di konten-konten. Hehe…

Apa saja?

 

#1. Nggak Ketrigger Sama Mantan

Kyla tahu kalau aku pernah menjalin hubungan istimewa yang mengarah ke pelaminan.

Bukannya sebel atau ngambek ketika nggak sengaja bahas mantan, dia malah penasaran bagaimana aku menghadapi mantanku sebelumnya.

Karena Kyla memiliki kesadaran, bahwa bertemu denganku hari ini adalah hasil pembelajaranku dengan mantanku sebelumnya. Gokil, ‘kan?

Keren sih kalau perempuan punya cara berpikir seperti ini. Karena yang lalu sudah berlalu, karena kamu sudah bersamaku, hiyyaaaa…

Terus… yang paling penting adalah…

 

#2. Menyelesaikan Konflik Sebelum Tidur

Ya, kami pejuang LDR, dan bukan berarti tanpa masalah. Kadang aku yang memicunya, kadang Kyla yang memicunya.

Tapi, kami selalu mengupayakan untuk selesai sebelum tidur. Kyla sih yang lebih ngotot buat menyelesaikan masalah sebelum tidur.

Dia mungkin nggak tahu secara teori, tapi karena aku tahu kalau berantem atau konflik yang belum selesai dibawa ke tidur, cukup ngaruh ke psikologis ketika bangun pagi.

Dan ini berefek pada…

 

#3. Tidak Mengungkit Masalah yang Sudah Berlalu

Ya, seperti yang kita ketahui di konten—dan kuyakin tidak semua begini—perempuan ahli dalam mengingat masalah yang telah dilakukan laki-laki.

Karena kami memiliki kebiasaan menyelesaikan konflik sebelum tidur, maka ketika bertemu, nggak ada lagi keinginan untuk membahasnya, pun kalau ingin membahasnya lebih kepada kebodohan—menertawakan—yang kita lakukan saat itu.

 

Manfaat Memiliki Hubungan Istimewa (Pacar) untuk Kecerdasan Emosional

Aku dulunya—zaman kuliah—penganut, “ngapain pacaran kalau ujung-ujungnya putus? Mending nanti aja deh tunggu waktu yang tepat, bilang ke orangtuanya, terus nikah, deh.”

Ya, memang bener sih Pidi Baiq juga pernah bilang, “tujuan pacaran untuk putus: berpisah atau menikah.” Bener banget, sih, ini.

Ya, karena pernah pacaran di semester 1 dan punya pengalaman yang kurang nyaman. Hingga lulus aku nggak pacaran lagi.

Terus ketika bekerja, “lah gimana mau nikah ini kalau interaksi sama perempuan aja jarang—di luar teman kantor—kayaknya mesti memperluas relasi ini.”

Menurutku menjalin hubungan asmara, salah satu benefitnya adalah kecerdasan emosional kita meningkat.

Kita jadi bisa terlatih mengelola emosi—juga meregulasi, menyampaikan yang dirasakan, tidak reaktif.

Ya, walau pun nggak 100 persen bisa kontrol, kadang ada sebelnya juga. Wkwkwk… wajar manusia boyyy…

Tapi yang penting adalah kalau pun marah, bisa disampaikan secara baik-baik, nggak dengan nada tinggi, apa lagi ekspresi yang sedang ingin menyerang.

Ketika pertama bertemu Kyla, dari cara dia merespon dan membalas chat bisa terasa seperti apa karakternya. Ya ini butuh jam terbang setelah putus-nyambung. Hehehe…

Ini juga bagian dari skill Blink—berpikir tanpa mikir, berpikir spontan tapi bisa menilai.

Jadi kalau ada peristiwa, momen, ketemu seseorang, atau pun yang bikin kita memiliki penilaian terhadap sesuatu tersebut,

…boleh jadi kita sering melakukan aktivitas tersebut, sehingga pikiran bawah sadar kita sudah terkalibrasi dengan situasi atau seseorang tersebut.

Bagiku ketika di usia 28 belum menikah—insyaaAllah akan segera menikah— adalah yang terbaik. Teringat perkataan Abi Quraish Shihab, “boleh jadi keterlambatanmu adalah keselamatan. Boleh jadi penundaanmu adalah keberkahan.”[]

***

Kalau dirasa manfaat dengan tulisan ini, boleh dong kasih tahu ekspektasi tulisan yang seperti apa lagi yang pengen kamu baca?

×

Scan QRIS untuk apresiasi:

QRIS Apresiasi

 

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

error: Content is protected!
Scroll to Top

Eksplorasi konten lain dari Dwi Andika Pratama

Langganan sekarang agar bisa terus membaca dan mendapatkan akses ke semua arsip.

Lanjutkan membaca