Manusia Biasa

M

Baru kali ini aku meluapkan kekesalanku di status WhatsApp. Setelah sekian tahun aku gak meluapkannya. Wkwk.

Aku sadar itu gak baik. Tapi kayaknya para penikmat (kalau yang nikmatin, kalau yang males? Wkwk) status ku bosen kali ya kalau status ku motivasi muluuu.

Yes karena emang aku jaga. Karena pikiran logis ku bilang “ngapain post kek gitu. Gada kerjaan. Gak berfaedah”.

Gokilnya status bukan buat siapapun. Karena orangnya aja udah aku hide dari status ku. Jadi percuma aku niatnya nyindir juga. Wong gak bakalan dibaca. Haha.

Aku hanya ingin bilang aja. Mau ngingetin kepada siapapun. Kalau ada butuh itu baiknya gak langsung bilang. Tapi ajak interaksi dulu atau ngapain dulu.

Aku sempet bilang di status sebelumnya. Kalau INTERAKSI adalah mata uang dalam relasi dan ‘RASA’ adalah saldonya.

Makin sering interaksinya, makin besar saldonya. Yang kita siap tarik kapan aja.

Kita ini manusia biasa. Termasuk aku. Aku manusia biasa. Yang terkadang (mungkin sering) tak mudah mengendalikan perasaan ketika merasa dimanfaatkan.

Kan mager juga gitu. Kalau kita butuh tapi responnya seabad. Padahal awalnya baik baik aja.

Tapi anehnya gak ada pengertian dibalik itu. Aku menganut aturan “kalau emang sibuk, kasihlah pengertian. Jangan seolah olah sibuk. Kepengen dingertiin kan? Kasihlah pengertian.”

Tak semua orang memiliki aturan dalam diri begitu. Ya aku maklumin aja deh.

My Coach bilang “belum tentu menurut kita benar. Menurut dia benar juga. Begitu sebaliknya”

Dan aku siap menerima konsekuensi ketika aku butuh kepada seseorang tapi dia gak responsif. Ya aku terima. Wong akunya aja jarang berinteraksi. Bisa jadi saldo ku 0. Wkwk.

Ada dua orang yang komen. Entahlah apa alasannya. Mudah mudahan gak kesinggung. Tapi ada satu orang yang merasa itu untuk dia. Padahal kan gak gitu. Udah dikasih pengertian tapi tetep aja. Hehe.

Itulah tantangan di era digital ini. Apa yang kita tak sanggup kendalikan(karena kendalinya ada di orang lain). Lepaskan. Dan kendalikan apa apa yang bisa kita kendalikan.

Enak sih nulis itu. Tapi prakteknya gak mudah. Hehe.

Mungkin ini praktek dari Mindfulness. Entahlah. Karena apa apa yang dipersepsikan itulah realitanya.

Tulisan ini bermuatan curhat, nasihat, dan ibrah (pelajaran).

Tulisan ini pengingat di kala aku melakukannya lagi dan cara oranglain mengingatku. 😊😁

About the author

Dwi Andika Pratama

Founder ImpactfulWriting.com | Professional Impactful Writer | Mentor at CertifiedImpactfulWriter.com

Add comment

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Penulis Blog Ini

Dwi Andika Pratama sapaan akrabnya Kadika. blogger sejak 2012. Menjuarai lebih dari 10x Kompetisi Blog. Penikmat Buku Pengembangan Diri dan Marketing. selengkapnya…

Paling Dicari

Kategori

Part of BloggerHub.id